LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“ NON-ARTHROPODA HAMA“
OLEH :
NAMA :
KAS ANDIKA PUTRI
NPM : E1J 012133
PRODI : AGROEKOTEKNOLOGI
SHIFT :
SELASA/12.00
CO-ASS : M.ALI ALFI
LABORATURIUM ILMUHAMA DAN PENYAKIT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kehidupan
manusia boleh dikatakan sangat tergantung kepada tumbuhan. Ketergantungan tersebut disebabkan karena banyaknya
kebutuhan manusia yang sebagian besar berasal dari tumbuhan dan sering
kebutuhan tersebut tidak dapat diganti dari organisme atau benda lain. Golongan
cerealia, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan merupakan contoh sebagian
besar makanan manusia yang berasal dari tumbuhan. Pakaian yang kita pakai,
rumah yang kita huni, perabot rumah tangga yang kita gunakan sehari-hari
sebagian besar baik secara langsung maupun tidak langsung juga berasal dari
tumbuhan. Di pihak lain, tumbuhan dalam kehidupannya harus berkompetisi dengan
organisme lain (pengganggu, lingkungan biotik) dan juga tergantung kepada kondisi
lingkungan abiotik tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, agar tumbuhan dapat
memenangkan kompetisi sehingga dapat menyediakan kebutuhan manusia, maka perlu
dilakukan perlindungan terhadapnya dari penganggu-pengganggu tersebut.
1.2. Tujuan.
Membedakan ciri-
ciri penting filum non- arthropoda hama dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing
serangannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak
diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk
semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada
hewan.
Binatang yang berupa hama tanaman dapat terdiri dari
kelompok atau filum Nematoda (cacing), Mollusca (Bekecot), Chordata (terutama
Mamalia), dan Arthropoda (terutama Serangga dan Tungau).(purnomo,B,2013)
Tanaman
atau kelompok tanaman yang hasilnya diharapkan manusia, selalu dipengaruhi oleh
berbagai faktor produksi. Beberapa faktor penting yang berpengaruh yaitu faktor
internal tanaman itu sendiri, faktor lingkungan tanaman, dan faktor campur
tangan manusia. Faktor internal tanaman meliputi : jenis tanaman dan sifat
genetik tanaman. Faktor lingkungan tanaman meliputi lingkungan biotik dan
abiotik. Contoh lingkungan abiotik, melputi iklim, cuaca, geografi, dan keadaan
tanah (edaphic). Contoh lingkungan biotik meliputi semua jasad di selingkung
pertanaman, yaitu : binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme. Kelompok binatang
yang mengganggu tanaman disebut hama. Kelompok tumbuhan yang berkompetisi dengan
tanaman disebut gulma dan jika tumbuhan hidup pada tanaman disebut tumbuhan
parasit. Kelompok mikroorganisme yang hidup dalam tubuh tanaman disebut parasit
dan jika parasit ini hidupnya mengakibatkan penderitaan tanaman, maka disebut
patogen. Tanaman yang diganggu disebut juga tanaman inang
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup
tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme
kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka
mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus,
walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama
tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama,
penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan
mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan.
Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya
utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. (Triharso.2004. hal:58)
Untuk dapat
meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan
penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan
yang dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya
tanaman), panen, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah
satu aspek yang paling besar pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di
Indonesia adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tediri
dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam OPT tersebut, hama memiliki
potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian pada
komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang.
Serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Menurunnya kualitas produk karena performance yang jelek atau mungkin karena
adanya perubahan warna, rasa dan bau pada produk yang dihasilkan. Serangan hama
juga mengurangi kuantitas produk, yang disebabkan karena pengurangan berat,
ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
Berbagai cara yang
dilakukan untuk mengendalikan hama diantaranya adalah kultur teknis (pengaturan
jarak tanam, varietas tahan, dll), fisis, mekanis, hayati dan kimiawi. Kelima
cara pengendalian tersebut merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain atau dilakukan secara terpadu. Pengendalian
hayati merupakan upaya pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh alami
serangga sehingga mampu menekan kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme
tersebut. Musuh alami hama yang ada di lapangan jumlahnya sangat banyak baik
dari golongan serangga, jamur, bakteri maupun nematoda. Dari keempat musuh
alami tersebut, nematoda merupakan musuh alami yang potensial untuk
mengendalikan hama baik di lapangan maupun yang ada di gudang. Salah satu
nematoda entomopatogen yang sudah banyak dikenal adalah Steinernema spp.
Nematoda ini bersifat broad spectrum serta virulen dan mampu membunuh hama
dalam waktu yang relatif singkat yaitu 48 jam. Nematoda Steinernema
bersimbiosis dengan satu bakteri yaitu Xenorhabdus luminescens. Simbiosis
antara nematoda dan bakteri bersifat mutualisme (saling menguntungkan) dimana
nematoda mendapatkan nutrisi yang dihasilkan oleh bakteri sedangkan bakteri
merasa terlindungi oleh nematoda.(mulyadi.1992. hal:98)
Bagaimana nematoda
Steinernema menyerang hama? Caranya adalah nematoda masuk ke dalam tubuh larva
serangga melalui lubang tubuh alami seperti spirakel, anus, atau termakan oleh
larva serangga. Setelah berada di dalam tubuh larva, nematoda langsung
melepaskan bakteri simbiosisnya ke dalam usus larva serangga. Bakteri inilah
yang membunuh larva dengan cara mengeluarkan zat yang bersifat antibiotik atau
racun terhadap serangga. Dalam waktu 1-2 hari larva mati. Larva yang mati
biasanya ditunjukkan dengan gejala yang khas tergantung warna permukaan tubuh
ulat. Hasil penelitian (Johny, 2001) menunjukkan bahwa untuk ulat hongkong yang
terserang nematoda ini menunjukkan gejala warna tubuh coklat kehitaman, tubuh
lembek dan sedikit mengeluarkan cairan. Setelah larva mati, nematoda
memperbanyak diri dengan memanfaatkan nutrisi yang ada di dalam tubuh larva
tersebut. Selanjutnya induk nematoda menghasilkan 2-3 generasi baru di dalam
tubuh inangnya tersebut. Setelah nutrisi di dalam tubuh larva tersebut habis
maka nematoda melakukan migrasi dengan cara keluar dari tubuh larva dan mencari
inang lain.
Tikus merupakan hama yang sering
kali membuat pusing para petani. Hal ini diesbabkan tikus sulit dikendalikan
karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak
yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relative singkat menyebabkan tikus
cepat bertambah banyak. Potensi perkembangbiakan tikus sangat tergantung dari
makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.
Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang
disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang
membuat para tikus kuat memakan biji – bijian sehingga merugikan para petani
adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah untuk memakan
biji – bijian. Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan sering
berlindung di semak – semak. Apabila keadaan sawah itu rusak maka berarti sawah
tersebut diserang tikus.
Untuk mengatasi serangan hama tikus, dapat dilakukan
cara – cara sebagai berikut :
a. Membongkar dan
menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
b. Menggunakan musuh alami tikus,
yaitu ular.
c. Menanam tanaman secara bersamaan
agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan
bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
d.
Menggunakan rodentisida
(pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar
atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini
sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu
penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan
manusia.
Saat ini keong
emas (Pomacea sp.) berperan sebagai salah satu hama penting pada tanaman
padi. Hama ini memakan bagian pangkal
batang padi muda yang berumur kurang dari 30 hari. Serangan keong emas pada tanaman padi muda
dapat menyebabkan kematian tanaman.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Alat Dan Bahan.
Alat :
-
mikrosop stereo
-
pensil
Bahan
- tikus
- musang
- bekicot
-
nematoda
-keong
emas
-kera
3.2.Cara Kerja :
Tikus dan
tupai : menemukan bagian – bagian utama dari
tubuh kemudian memperhatikan bentuk dan ukuan tubuhnya, membangdingkan
ukuan panjang tubuh dan panjang ekor serta kepala. Memperhatikan bulu bagian
atas dan bawah tubuhnya, menghitung jumlah putting susu dan bandingkan.
Bekicot dan
keong emas : menemukan bagian-bagian utama dari tubuhnya dan memperhatikan
tubuhnya yang lunak, bagiandepan kepala dan kaki bilateral simetris, bagian
perut umumnya berbentuk spiral dan terbungkus oleh cangkang yang asimetris.
Kaki terletak di bagian ventral. Pada kepala terdapat sepasang antena yang
dapat dipanjangkan dan di arik kembali. Pada ujung-ujung tentakel terdpat mata,
pada bagian depan kepala terdapat mulut yang ada gigi parutuntuk menygunyah
makanan. Bekicot mempunyai alit kelamin jantan dan betina ada pada satu badan.
Memperhatikan bagan tersebut dan bandingkan keduanya. Menggambar dan memberi
keterangan.
Nemathoda :
menemukan bagian utama dari tubuh kemudian memperhatikan bagian mulut pada
ujung depan dan bagian pada ujung belakang ventral. Pada nematoda parasitik
dapat ditemukan adanya alat pencucuk (stylet). Stylet pada marga Tylenchida
terdiri dari conus : bagian ujung : silindris, bagian tengah : dan knop, bagian
pangkal. Stylet demikian disebut Stomatostylet. Pada marga Dorilaymida styletny
tidak mempunyai knop, yang disebut dengan Odontostylet. Membandingkan
bagian-bagian tersebut dan menggambarnya.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tikus
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies:
Rattus rattus diardi
Ciri ciri penting
Terdapat 2 pasang kaki
Terdapat ekor
Bagian ekor lebih panjang dari pada kepala
Merupakan hewan pemakan tumbuh-tumbuhan
Memilki gigi(pengerat)
Berdarah panas
Hidung pendek
Termasuk kedalam kelas mamalia
Musang
Filum : chordata
Kelas : mammalia
Ordo : carnivora
Famili : viverridae
Genus : Paradoxurus
Spesies:
P. hermaphroditus
Keterangan
Gambar
1.Bulunya
berwarna abu-abu
Bekicot
Filum : Molusca
Kelas : Gostropoda
Ordo : Pulmonota
Famili : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies:
Achatina fulica
Keterangan
Gambar
1.Terdapat
cangkang yang keras
2.Tubuhnya
berlendir
3.Tubuhnya
lunak
4Terdapat dua pasang tentakel yang dapat
memanjang dan memendek
Nematode
Nama
hama: Nematoda
Filum : Nematoda
Kelas : Nematoda Ordo : Tylenchida
Famili :Heteroderidae
Spesies : Meloidogyne
Ciri-ciri penting :
1.adanya
lubang mulut pada ujung depan dan lubang anus pada ujung belakang
bagian sentral.
2.tubuh
tidak bersegmen
3. bilateral
simetris dan tidak memiliki alat gerak
4. Tubuh
terbungkus oleh kutikula dan bersifat transparan.
5.Bersifat
saprofag digolongkan ke dalam nematoda non parasit
dan
untuk kelompok
nematoda yang berperan sebagai hama tanaman dimasukkan kedalam golongan nematoda parasit.
Kera
Nama hama :kera
Filum
:chordata
Kelas :mamalia
Ordo :primata
Famili :hylobatidae
Spesies : Hylobathes agilis
Keterangan gambar
1.berekor panjang
2.termasuk mamalia
3.berbulu
4.memiliki 2 puting susu
Keong Mas
Nama
Hama:
Filum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Famili : Ampullariidae
Spesie : Pomacea canaliculata
4.2 Pembahasan
Dalam pengamatan tikus rumah bahwa, tikus
rumah (Rattus rattus) adalah hewan pengerat biasa yang mudah dijumpai di
rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat serta melompat. Hewan
ini termasuk dalam sub-suku Murinae dan berasal dari Asia. Namun demikian, ia
lalu menyebar ke Eropa melalui perdagangan sejak awal penanggalan modern dan
betul-betul menyebar pada abad ke-6. Selanjutnya ia menyebar ke seluruh penjuru
dunia. Tikus rumah pada masa kini cenderung tersebar di daerah yang lebih
hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got. Tidak seperti
saingannya, tikus got, tikus rumah adalah perenang yang buruk dan bangkainya
sering ditemukan di sumur-sumur. Namun demikian, ia lebih gesit dan pemanjat
ulung, bahkan berani "terbang". Warnanya biasanya hitam atau coklat
terang, Ukurannya biasanya 15-20 cm dengan ekor ± 20cm. Hewan ini nokturnal dan
pemakan segala, namun menyukai bulir-bulir. Betinanya mampu beranak kapan saja,
dengan anak 3-10 ekor/kelahiran. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan menyukai hidup
berkelompok. Tikus rumah lebih kecil dari pada tikus sawah dan ekornya pun
lebih pendek dari tikus sawah.
Bekicot merupakan hewan
molusca kelas gatropoda yang menjadi hama. Biasanya keong menyerang padi, padi
yang diserang oleh bekicot biasanya daunnya menjadi keriting dan di bagian
pinggir daun banyak bekas gigitan. Selain itu, pada batang padi yang diserang
bekicot terdapat telur-telur bekicot yang menempel. Hama ini juga
memakan bagian pangkal batang padi muda yang berumur kurang dari 30 hari. Serangan bekicot pada tanaman padi muda dapat
menyebabkan kematian tanaman.
Keong mas
(Pomacea canaliculata) adalah siput air yang termasuk ke dalam
family Ampullaridae. Termasuk hama poliifagus. Cangkangnya berbentuk bulat,
biasanya berwarna coklat, hitam, dan kuning, panjangnya lebih dari 150 mm.
Tersebar di daerah tropis dan subropis. Berkembang biak secara ovipar dan
menghasilkan telur. Seekor keong mas betina mampu menghasilkan telur sebanyak
500 butir dalam seminggu pada pagi dan sore hari dengan masa perkembangbiakan
selama 3-4 tahun. Telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan pada hari ke-60
keong telah menjadi dewasa dan dapat berkembang biak. Keong mas termasuk
masalah utama dalam produksi padi.
Ciri-ciri keong mas:
Mempunyai cangkok (rumah) yang berbentuk kerucut terpilin
(spiral).
Bentuk tubuh sesuai dengan bentuk cangkok.
Ketika larva berbentuk simetri bilateral.Jumlah telur puluhan hingga
ratusan butir dan menempatkan telurnya di tangkai daun dan bebatuan yang tidak
terendam air agar terbebas dari predator.
Berjalan dengan menggunakan perut dalam hal ini disebut kaki.
Waktu bergerak, kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan
lendir yang berfungsi untuk mempermudah berjalan, sehingga jalannya
meninggalkan bekas.
Mempunyai tentakel atau antena ,antena panjang terdapat mata berfungsi untuk
membedakan gelap dan terang sedangkan antena pendek sebagai indera pembau.
Habitat di perairan tawar baik di rawa maupun sawah.
Bernapas dengan menggunakan insang untuk yang hidup di air dan paru-paru
untuk yang hidup di darat.
Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang
terletak dekat jantung.
Musang termasuk kedalam golongan hewan mamalia. Musang
termasuk kedalam omnivore yaitu pemakan daging dan buah-buahan. Musang
tergolong kedalam filum chordata yang artinya hewan yang bertulang belakang.
Dampak yang timbul dari perusakan tanaman oleh musang adalah hanya terjadinya
kerusakan pada tanaman pada bagian luar, dan biasanya musang hanya memakan
hasil suatu tanaman seperti buah-buahan
Meloidogyne
sp.
atau nematoda merupakan
parasit yang umum pada berbagai tanaman pertanian dan tumbuhan liar, khususnya
di kawasan tropika dan daerah beriklim sedang. Meloidogyne sp. betina
berbentuk seperti buah pir dengan ukuran panjang 0,5-1,2 mm, sedangkan jantan
berbentuk seperti cacing dengan ukuran 1,0-2,0 mm.Nematoda ini mempunyai inang
yang sangat luas, seperti kentang, tomat, kubis, ubi jalar, tembakau, the,
tebu, jahe, dan padi-padian. Gejala umum yang dapat diamati adalah tanaman
menjadi layu dan daun menguning akibat rusaknya perakaran. Gejala khas yang ditimbulkan
adalah adanya bintil-bintil pada akar yang mirip dengan binitil akar bakeri
penambat nitrogen pada kacang-kacangan.
Ciri morfologi nematoda:
1.
Tubuhnya
tidak bersegmen.
2.
Bentuknya
silindris memanjang, kecuali pada beberapa genera yang berjenis
3.
kelamin
betina.
4.
Simetris
bilateral.
5.
Merupakan
binatang yang mempunyai tiga lapisan (triploblastik) atau terdiri dari tiga
lapis blastula (lapisan ini terbentuk dan berkembang di dalam telur).
6.
Mempunyai
rongga tubuh semu.
7.
Tubuhnya
transparan (dan tidak berwarna).
8.
Memiliki
sistem organ tubuh lengkap, yang berupa sistem pencernaan (memanjang dengan bentuk esofagus yang bervariasi) sistem
ekskresi, sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Tidak memiliki sistem peredaran darah.
Kera termasuk hama yang tergolong
kedalam mamalia yang dapat memanjat pohon. Kera juga memakan buah-buahan. Kera
tergolong kedalam ordo primate, family Cercopithecidae. Dampak yang ditimbulkan
dari kera tersebut adalah kerusakan yang terjadi pada tanaman terutama pada
bagian buah-buahan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat berbagai jenis hama didalam suatu ekosistem pertanian seperti pada
filum chordate yang menimbulkan kerusakan pada lahan pertanian baik itu dari
batang daun, mupun buahnya. Dari filum nematoda dampak yang ditimbulkannnya
adalah daun pada tanaman akan menguning seperti kekurangan cairan didalam tubuh
tanaman tersebut, diakibatkan karena nematode menghisap cairan didalam tubuh
tanamann dan nematode itu sendiri hidup di inang (pada tanaman). Kerusakan yang ditimbulkan:
1.
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh tikus sawah ialah menyebabkan batang padi menjadi patah
dan tanaman akan mati
2.
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh musang ialah buah-buahan manjadi berlubang dan akan
busuk.
3.
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh nemathoda ialah umbi pada kentang menjadi busuk dan akan
terdapat benjolan-benjolan pada permukaan umbi kentang.
4.
Kerusakan
yang ditimbulkan oleh bekicot dan keong mas ialah daun padi akan menjadi layu
dan tanaman akan mati.
5.2.saran
-pratikan harus lebih serius lagi
dalam pratikum dan tidak ribut
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus. 2005. Melawan Hama dengan Nemathoda. Gramedia.
Jakarta
http://fajarluky.blogspot.com/p/v-behaviorurldefaultvmlo_1.html
(06-10-2013/17:30)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kera
(04-10-2013/22:34)
https://www.google.com/search?q=klasifikasi+musang&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls={moz:distributionID}:{moz:locale}:{moz:official}
(04-10-2013/22:19)
Mulyadi. 1992. Nemathologi. Laboratorium Nemathologi.
Fakultas Pertanian UGM. Bandung
Purnomo.B. 2013. Penuntun pratikum daslntan.faperta
UNIB
Triharso. 2004. Kedudukan Organisme seperti Mycoplasma dalam
Hubungannya dengan Penyakit Tumbuhan. Fak. Pertanian UGM. Bandung