Total Tayangan Halaman

Chi square test


Laporan Praktikum Genetika
Acara 7
DOMINAN TAK PENUH

Description: unib warna


Kas Andika Putri
E1J012133
Shift: D1 (10.00-12.00)
Kelompok : 3

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013

1.   PENDAHULUAN

1.1 Dasar teori
Dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya. Tidak adanya dominasi telah diketahui pada awal sejarah penelitian gen. Perubahan dominasi ini timbul karena interaksi alel, baik antar alel pada lokus yang sama maupun pada lokus yang berbeda.
Dominan tak penuh disebut juga sebagai dominance atau incomplete dominance. Pada acara 2 dan 3 (mendel 1 dan mendel 2), prinsip Mendel dipraktekkan secara simulasi menggunakan kancing genetika dengan ekspresi gen dominan penuh (complete dominance). Incomplete, atau pertial dominan tak jenuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotipe yang intermediet (antara) dari hasil silangan tertua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti, panjang-pendek, besar-kecil, merah-putih, dsb). Sebagai contoh bunga pukul empat dan anyelir warna merah disilangkan dengan bunga warna putih, maka F1-nya akan berwarna merah muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah maupun putih tidak dominan. Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tidak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh pasangan alel yang keduanya tidak dominan, dan hasil silangan pink x pink pada F2 dapat diprediksi. Oleh karena tidak ada yang dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan ratio genotipnya (1 merah: 2 pink: 1 pink). (Suryati, 2013)
1.2. Tujuan Praktikum
  • Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan tak jenuh
  • Melihat langsung (melalui foto-foto) hasil silangan yang partial dominance.



II. BAHAN DAN  METODE PRAKTIKUM

2.1             Bahan dan Alat
LCD  atau Over Head Projector (OHP) dan transparansi

2.3  Cara Kerja
Mengamati dan mendiskusikan foto-foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui transparansi.













III. HASIL PENGAMATAN

P  :      Merah                                                 Putih
                       
AA
                                   X
Aa
                                                                


F1 :
                                                      
     Aa ( merah jambu )
F2 : AA, Aa, Aa, aa
            1 bunga warna merah,
            2 merah jambu
1 putih



VI. PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan yang kami lakukan  antara persilangan antara bunga merah dan bunga putih yang sejenis, ditemukan bahwa hasil persilangan F1  bunga akan berwarna merah muda (pink). Disini terlihat bahwa baik merah maupun putih tidak ada yang dominan dan tidak ada yang resesif. Warna kedua parentalnya saling mempengaruhi. Oleh karena warna merah diekspresikan sebagai merah muda (pink) pada F1, maka dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Oleh sebab itu pada F2 rasio fenotipe dan genotipenya sama yaitu 1 merah : 2 pink : 1 putih.
Incompolete atau partial dominan tak penuh yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat (antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras (seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, merah ; putih, dsb).
Heterozigot menghasilkan jumlah yang lebih sedikit dari homozigot dominan tetapi lebih banyak dari pada homozigot resesif, yang sebenarnya sama dengan penjumlahan hasil dominan dan resesif. Dominan tak penuh selalu menghasilkan hasil yang sama kecuali dalam keadaan tertentu, alel resesif tidak akan menghasilkan sesuatu.










V. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang didapatkan pada dominan tak penuh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Rasio fenotip dari gen parsial dominan ini akan sama dengan rasio genotipnya. Pada F2 sifat dari tetua atau sifat dari kedua induknya akan muncul. Dominan tak penuh atau partial dominan adalah eksperesi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediet dari hasil persilangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras. Ekspresi dari gen partial dominan adalah gabungan antara sifat kedua induknya yang saling mempengaruhi (tidak ada dominan dan tidak ada resesif).















DAFTAR PUSTAKA

ü  Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
o   Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
ü  Suryati, Dotti. 2013. Penuntun Praktikm Genetika Dasar. Bengkulu:
ü  Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
ü  Welsh, James R.. 1991. Dasar-DasarGenetikadanPemuliaanTanaman. Jakarta: Erlangga