Total Tayangan Halaman

musuh alami hama dan patogen


LAPORAN PRAKTIKUM
 DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“MUSUH ALAMI HAMA DAN PATOGEN



Disusun Oleh :
Nama               : KAS ANDIKA PUTRI
NPM                : E1J012133
Shift                 : Selasa(12.00-14.00)
Co-ass              : M.Ali Alfi



LABOLATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Musuh alami patogen ialah organisme yang mengganggu pattogen, sedangkan musuh alami hama adalah organisme yang mengganggu hama. Bentuk gangguannya dapat berupa hiperparasit, antagonistik, predatorik, parasitoid, dan patogenik.
Predator ialah binatang yang memakan (memangsa) binatang lainnya. Predator biasanya mempunyai ukuran tubuh lebih besar dari pada pemangsanya dan dapat berasal dari vertebrata maupun avertebrata. Serangga predator ada yang bertindak sebagai predator pada vase dewasa saja atau larva saja, tetapi ada pula pada fase larva dan dewasa. Serangga predator banyak berasal dari ordo coleoptera disusul ordo odonata dan heiptera.
Parasitoid ialah organisme yang menghabiskan sebagian besar riwayat hidupnya dengan bergantung pada atas di organisme inang tunggal yang akhirnya membunuh (dan sering mengambil makanan) dalam proses itu. Kemudian parasitoid mirip dengan parasit khusus kecuali dalam nasib inang tertentu. Dalam hubungan parasit khusus, parasit dan inang hidup berdampingan tanpa kerusakan mematikan pada inang. Khasnya, parasit mengambil cukup bahan makanan untuk tumbuh tanpa mencegah inang berkembang biak. Dalam hubungan parasitoid, inang dibunuh, normalnya sebelum melahirkan keturunan. Bila diperlakukan sebagi bentuk parasitisme, istilah nekrotrof terkadang digunakan, meski jarang. Jenis hubungan ini nampaknya hanya terjadi pada organisme yang memiliki tingkat reproduksi yang cepat, seperti serangga, atau tungau (jarang). Parasitoid juga sering berkembang bersama dengan inangnya.



1.2  Tujuan
Mengenal musuh alami hama, patogen dan mempelajari mekanisme permusuhannya



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Trichoderma sp. Mempunyai kemampuan untuk bertindak sebagai mikoparasit pada    hifa dan tubuh-tubuh istirahat patogen-patogen tumbuhan telah dibuktikan. Kemampuan yang telah terbukti dari T. harzianum untuk menghasilkan substansi yang bersifat racun bagi jamur lain dalam media biakan dan bahkan dalam substansi organik di dalam tanah, menunjukkan pentingnya populasi jamur T. harzianum dalam pengendalian biologis( Sudarmo,1995).
Terjadi interaksi hifa langsung setelah konida Trichoderma di introduksikan ke tanah, akan tumbuh kecambah konidianya berkecambah di sekitar perakaran tanaman, dengan laju pertumbuhan cepat akibat rangsangan jamur patogen dalam waktu yang singkat sekitar 7 hari di daerah perakaran tanaman. Trichoderma sp. yang bersifat mikoparasit akan menekan populasi jamur patogen yang sebelumnya mendominasi. Interaksi diawali dengan melilitkan hifanya pada jamur patogen yang akan membentuk struktur seperti kait yang disebut haustorium dan memarasit jamur patogen.
Bersamaan dengan penusukan hifa, jamur mikoparasit ini mengeluarkan enzim seperti enzim kutinase dan β-1-3 glukanase yang akan menghancurkan dinding sel jamur patogen. Akibatnya, hifa jamur patogen akan rusak, protoplasmanya keluar dan jamur akan mati. Secara bersamaan pula terjadi mekanisme antibiosis, keluarnya senyawa anti jamur golongan peptaibol dan senyawa furanon oleh T. harzianum yang dapat menghambat pertumbuhan spora dan hifa jamur patogen (arifin,1994)
P. flourescens telah dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk beberapa jamur dan bakteri patogentanaman.Kemampuan P. flourescens menekan populasi patogen diasosiasikan dengankemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah dengan caramengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti antijamurdan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation Fe (Supriadi, 2006).



BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM


3.1 Alat Dan Bahan
Adapun bahan dan alat pada praktikum ini ialah :
Bahan
ü  Antagonis patogen : biakan Trichoderma harzianum, Gliocladium virens dan Pseudomonas fluorescens
ü  Predator hama tumbuhan: capung ( Macromiidae), belalang sembah (Mantidae), laba – laba (Sphecidae), undur – undur (Myrmeleontidae)
ü  Parasit dan parasitoid hama tumbuhan : Evanidae, Trichogramma, Apanteles, Brachymeris
ü  Patogen hama : Enthomophthrales, Mettarrhizium sp, Myzocytium sp, Nematoctonus lelosporus, Bacillus thuringiensis
ü  Alkohol 70 %, kloroform, gliserin,

Alat
ü  Kapas.
ü  Microskop stereo
ü  Loup
ü  Pinset
ü  Cawang petri
ü  Preparat
ü  Gelas penutup preparat
ü  Jarum tombak

3.2  Cara Kerja
1. Menggambar dan memberi keterangan biakan, koloni atau spesimen musuh alami yang tersedia
2. memperhatiakn dan mencatat ciri-ciri penting yang membedakan dari yang lainnya
3. menyebutkan taksonominya dan memberikan keterangan tentang hal-hal yang dianggap penting
4. menceritakan bagaimana mekanisme permusuhan dari msing-masing spesimen
 




























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Hasil

Tabel.1 Hasil Pengamatan Praktikum
No.
Gambar
Keterangan
1.
Capung (Macromiidae)


Ordo :odonata
Famili :Gomitidae
-          Nama-nama inang : Serangga seperti seperti ngengat dan walang sangit, kutu, ngengat, nyamuk, kupu-kupu, dan kepik
-          Mekanisme permusuhannya  : Capung menangkap dan memakan mangsanya di udara.
-          Ciri-ciri penting     :Capung umumnya bertubuh relatif besar dan hinggap dengan sayap terbuka atau terbentang ke samping.



2.

Cecopet (Forficulidae)
Kerajaan  : Animalia
Filum       : Arthropoda
Kelas       : Insecta
Ordo       : Dermaptera
Famili     : Forficulidae

       Mempunyai 2 pasang kaki
         Memiliki penjepit pada ekornya yang digunakan untuk mengambil dan memegang mangsanya serta sebagai pertahanan diri. Kebanyakan cecopet aktif pada malam hari, sedangkan pada siang hari mereka bersembunyi di dalam tanah. Kadang-kadang menggerek batang tanaman untuk mencari mangsa.

3
Lalat buas (Rhagionidae)
Famili :acilidae
Mempunyai 1 pasang sayap kecil
Mempunyai 3 pasang kaki
4
 Kepik Cytorhinus
Kerajaan                            : Animalia
Filum                                 : Arthropoda
Kelas                                 : Insecta
Ordo                                  : Hemiptera
Famili                                : Cyrtorhinus

        Mempunyai stilet
        Mempunyai 3 pasang kaki
                                                  Ciri-ciri penting: hidup bergerombol di permukaan air dan sangat aktif menyerang hama/serangga yang jatuh di permukaan air dan tertarik oleh sinar. Pada bagin bahu melebar, warna bahu hitam mengkilat, tungkai-tungkainya terletak pada jarak yang sama di sepanjanh tubuhnya dan alat tubuhnya type menghisap.

Inangnya: ulat Prodenia, Heliothis, dan kutu daun

5
Tomcat
Tubuhnya bersegmen
Berwarna coklat muda dan hitam
Kaki ada 3 pasang
Ukuran kecil


6
Kumbang cocccinela
Memiliki 3 pasang kaki
Badan berbintik hitam
7
Trichogramma
Memiliki 1 pasang sayap besar
Memiliki 1 pasang sayap kecil
8
Jamur Beauneria bassiana
Bewarna putih
9
Trichoderma

·         Kingdom         : Fungi
·         Divisio             : Amastigomycota
·         Subdiviso        : Deuteromycotina
·         Classis             : Deuteromycetes
·         Ordo                : Moniliales
·         Family             : Moniliaceae
·         Genus              : Trichoderma
·         Species            : Trichoderma sp
Warna biakan : hijau tua
-          Nama-nama inang       : Jamur penyebab penyakit pada tanaman antara lain     Rigidiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Sclerotium rolfsii.
-          Mekanisme permusuhannya  : Menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman. Ketika jamur lain menjadi inang parasit Trichoderma, kemudian berkembang sangat cepat di permukaan membentuk koloni yang berwarna hijau, sehingga membuat jamur menjadi buruk dan mengubah bentuk jamur lain.
-          Ciri-ciri penting :  Kapang ini memiliki bagian yang khas antara lain miselium berseptat, bercabang banyak, konidia spora berseptat dan cabang yang paling ujung berfungsi sebagai sterigma. Konidiofornya bercabang berbentuk verticillate. Pada bagian ujung konidiofornya tumbuh sel yang bentuknya menyerupai botol (fialida), sel ini dapat berbentuk tunggal maupun berkelompok. Konidianya berwarna hijau cerah bergerombol membentuk menjadi seperti bola dan berkas-berkas hifa terlihat menonjol jelas diantara konidia spora. Trichoderma berkembangbiak secara aseksual dengan membentuk spora di ujung fialida atau cabang dari hifa.
-           

10
Metarhizium brunneum

 Warna biakan :hijau lumut
-          Nama-nama inang       : Jenis serangga seperti kumbang kelapa, Plutella xylostella dari ordo Lepidoptera yang menyerang tanaman kubis Mettahirrihizium sp. juga mampu mematikan Ostriania furnacalid Guenee pada tanaman jagung.
-          Mekanisme permusuhannya  : melalui empat tahapan yaitu Tahap pertama adalah inokulasi. Tahap kedua adalah proses penempelan dan perkecambahan. Tahap ketiga yaitu penetrasi dan invasi. Tahap  keempat  destruksi pada titik penetrasi dan terbentuknya blastospora
-          Ciri-ciri penting : Metarhizium anisopliae dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida karena memiliki aktivitas larvisidal karena menghasilkan cyclopeptida, dextruxin A, B, C, D, E, dan desmethyldestruxin B.

11
Pseudomonas fluoresencens
Warna biakan :kuning keruh
Berbentuk cairan

4.2.Pembahasan
      Yang termasuk predator hama:
Cecopet
            Sebagian jenis cecopet adalah pemangsa. Cecopet mudah dikenal karena ada penjepit pada ekornya. Penjepit dipakai untuk mengambil dan memegang mangsanya, serta pertahanan diri. Kebanyakan jenis cecopet aktif malam hari. Pada siang hari, mereka bersembunyi dalam tanah atau dalam bagian tanaman. Malam hari dia keluar dan mencari telur, larva dan nimfa serangga yang badannya lembut. Kadang-kadang dia menggerek ke dalam batang untuk mencari mangsa. Seekor cecopet dapat memakan larva 20 sampai 30 ekor setiap hari. Dewasa ada yang bersayap atau tanpa sayap. Jenis-jenis cecopet yang bukan pemangsa, memakan serasah tanaman.
Kumbang coccinela
            Merupakan Sejenis kumbang berwarna kemerahan berbintik hitam yang aktif berpindah-pindah tempat  mencari mangsa. Jika bertemu wereng coklat, kumbang itu dengan gerak cepat menangkapnya dengan menggunakan kaki bagian depan dari arah belakang dan langsungmemakannya.
            Makanan kesukaannya adalah wereng coklat (Nilaparvata lugens) dengan ganasnya menghisap cairan sel jaringan padi bagian batang dan menaruh cairan ludah yang beracun sehingga tanaman padi menguning lalu mati. Selain itu, wereng coklat ini menularkan virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa sehingga produksi padi turun bahkan gagal panen.
 Kepik
            Kepik adalah pemangsa yang mengesankan. Banyak jenis kepik ini berukuran besar, dengan panjangnya 2 cm atau lebih, tetapi ada juga yang lebih kecil. Bila menemukan serangga untuk dimakan, ia membuka mulut pembuluhnya yang tajam, menusukkan mulutnya ke serangga yang ditangkap dan mengisap bagian dalamnya. Kepik ini adalah pemangsa ulat-ulat, kutu, kepik pengisap (seperti Helopeltis) dan serangga lainnya.
            Sebagian jenis kepik ini aktif siang hari dan sebagian malam hari
Beberapa jenis kepik leher meletakkan kumpulan telur pada permukaan tanaman. Jenis lain meletakkan telur secara terpisah. Nimfa kepik leher bentuknya mirip dengan dewasa, tetapi lebih kecil dan tidak mempunyai sayap sempurna , jadi tidak dapat terbang. Debu dan kotoran menempel pada badan beberapa jenis, sehingga tersamar. Banyak jenis kepik dewasa berwarna coklat atau hitam, tetapi ada juga yang berwarna terang, ada pula yang berbentuk aneh, seperti daun kering.
Capung
            Biasanya  menjadi predator atau  musuh alami yang di lahan pertanian  bahkan capung jarum ikut berpengaruh dalam menurunkan populasi hama tanaman pangan . Capung juga menjadi musuh alami beberapa hama tanaman pangan (padi, jagung, kacang-kacangan) dan perkebunan (teh, kopi, kakao). Pada area tersebut capung merupakan predator bagi beberapa hama di antaranya adalah Nilaparvata lugens, Orseolia orizae, Scotinophorasp., Leptocorisa sp., Ostrinia sp., Helicoverpa sp., Melanogromizasp., Oxya sp.
Beauveria bassina
adalah pathogen antagonis berupa jamur berwarna keputihan. Jamur ini menginjeksi serangga ham pada stadium ulat. Pathogen ini digunakan untuk mengendalikan hama wereng padi, coklat, dan hama pengerek buah kopi. Penyebaran dan infeksi jamur ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu kepadatan, kesedian spora dan Cuaca terutama angin dan kebasahan.


 Metarrhizium
                   adalah penyakit muscardine hijau pada kumbang kelapa (orycetes rhinoceros). Metarrhizium  merupakan musuh alami dari Orycetes rhinoceros. Mettharrhizium mematikan hama dengan cara menginfeksi tubuh inang, Metarrhizium anosophae dapat masuk ke dalam tubuh inangnya dengan merusak integument melalui spiraculum, anus, atau lubang masuk lainnya. Mekanisme permusuhannya  : melalui empat tahapan yaitu Tahap pertama adalah inokulasi. Tahap kedua adalah proses penempelan dan perkecambahan. Tahap ketiga yaitu penetrasi dan invasi. Tahap  keempat  destruksi pada titik penetrasi dan terbentuknya blastospora
Trichoderma
            Jamur Trichoderma telah banyak dikembangkan untuk pengendalian penyakit jamur akar. Trichoderma koningii umumnya dapat diisolasi dari tanah yang diambil dilapangan,sehingga dapat dikembangkan dan digunakan pada tempat itu juga.Spora jamur ini sangat cepat berkembang pada suhu 22-230 C. Kumpulan spora Trichoderma mulanya berwarna putih jernih kemudian menjadi kehijauan dan akhirnya berwarna hijau gelap.     Trichoderma tidak mematikan secara langsung jamur penyebab penyakit tetapi mengusir dari tanah sekitarnya.Hal ini terjadi karena pertumbuhan spora Trichoderma lebih cepat dibandingkan pertumbuhan spora jamur penyebab penyakit. Jamur Trichoderma lebih efektif digunakan untuk pencegahan penyebaran penyakit pada tanaman teh yang berada disekitar tanaman yang sudah terserang berat atau mati akibat jamur.
                  Mekanisme permusuhannya Menghambat pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit pada tanaman. Ketika jamur lain menjadi inang parasit Trichoderma, kemudian berkembang sangat cepat di permukaan membentuk koloni yang berwarna hijau, sehingga membuat jamur menjadi buruk dan mengubah bentuk jamur lain.

Pseudomonas flurescens
            P. flourescens termasuk kedalam bakteri yang dapat ditemukan dimana saja(ubiquitous), seringkali ditemukan pada bagian tanaman (permukaan daun danakar) dan sisa tanaman yang membusuk, tanah dan air. Ciri yang mencolok dan mudah dilihat dari P. flourescens adalahkemampuannya menghasilkan pigmen pyoverdin dan atau fenazin pada mediumKing’s B sehingga terlihat berpijar bila terkena sinar UV.
            P. flourescens telah dimanfaatkan sebagai agens hayati untuk beberapa jamur dan bakteri patogentanaman.Kemampuan P. flourescens menekan populasi patogen diasosiasikan dengankemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah dengan caramengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti antijamurdan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation Fe (Supriadi, 2006).
Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa P. flourescens dapat mengendalikanpenyakit layu fusarium pada tanaman pisang); penyakit viruskuning pada tanaman cabai ,penyakit layu bakteri (Ralstoniasolanacearum) pada tanaman kacang tanah
























BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.Kesimpulan
·         Parasitoid adalah serangga yang sebelum tahap dewasa berkembang pada atau di dalam  tubuh inang (biasanya serangga juga). Parasitoid mempunyai karakteristik pemangsa karena membunuh inangnya
·         Musuh alami patogen ialah organisme yang mengganggu pattogen,
·         Predator ialah binatang yang memakan (memangsa) binatang lainnya.
5.2.Saran
Pratikan harus lebih fokus lagi dalam melakukan pengamtan


















DAFTAR PUSTAKA

Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha Nasional. Surabaya.
Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama  dan Gulma Pada Tanaman Perkebunan. Kanius.Yogyakarta.
Supriadi., 2006. Analisis Resiko Agens Hayati Untuk Pengendalian Patogen PadaTanaman.  DalamJurnal Litbang Pertanian 25 (3),