Total Tayangan Halaman

arthropoda hama - laporan daslintan


LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
“ ARTHROPODA HAMA“






OLEH :

NAMA                   : KAS ANDIKA PUTRI
NPM                       : E1J 012133
PRODI                   : AGROEKOTEKNOLOGI
SHIFT                     : SELASA/12.00
CO-ASS                 : M.ALI ALFI


LABORATORIUM ILMU HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Kehidupan manusia boleh dikatakan sangat tergantung kepada tumbuhan. Ketergantungan tersebut disebabkan karena banyaknya kebutuhan manusia yang sebagian besar berasal dari tumbuhan dan sering kebutuhan tersebut tidak dapat diganti dari organisme atau benda lain. Golongan cerealia, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan merupakan contoh sebagian besar makanan manusia yang berasal dari tumbuhan. Pakaian yang kita pakai, rumah yang kita huni, perabot rumah tangga yang kita gunakan sehari-hari sebagian besar baik secara langsung maupun tidak langsung juga berasal dari tumbuhan. Di pihak lain, tumbuhan dalam kehidupannya harus berkompetisi dengan organisme lain (pengganggu, lingkungan biotik) dan juga tergantung kepada kondisi lingkungan abiotik tumbuhan itu sendiri. Oleh karena itu, agar tumbuhan dapat memenangkan kompetisi sehingga dapat menyediakan kebutuhan manusia, maka perlu dilakukan perlindungan terhadapnya dari penganggu-pengganggu tersebut.

           
1.2. Tujuan.

Membedakan ciri- ciri penting filum arthropoda hama dan mengenal gejala kerusakan tanaman akibat masing-masing serangannya.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua organisme, dalam praktik istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Arthropoda merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda.
Binatang yang berupa hama tanaman dapat terdiri dari kelompok atau filum Nematoda (cacing), Mollusca (Bekecot), Chordata (terutama Mamalia), dan Arthropoda (terutama Serangga dan Tungau).(purnomo,B,2013)
Tanaman atau kelompok tanaman yang hasilnya diharapkan manusia, selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor produksi. Beberapa faktor penting yang berpengaruh yaitu faktor internal tanaman itu sendiri, faktor lingkungan tanaman, dan faktor campur tangan manusia. Faktor internal tanaman meliputi : jenis tanaman dan sifat genetik tanaman. Faktor lingkungan tanaman meliputi lingkungan biotik dan abiotik. Contoh lingkungan abiotik, melputi iklim, cuaca, geografi, dan keadaan tanah (edaphic). Contoh lingkungan biotik meliputi semua jasad di selingkung pertanaman, yaitu : binatang, tumbuhan, dan mikroorganisme. Kelompok binatang yang mengganggu tanaman disebut hama. Kelompok tumbuhan yang berkompetisi dengan tanaman disebut gulma dan jika tumbuhan hidup pada tanaman disebut tumbuhan parasit. Kelompok mikroorganisme yang hidup dalam tubuh tanaman disebut parasit dan jika parasit ini hidupnya mengakibatkan penderitaan tanaman, maka disebut patogen. Tanaman yang diganggu disebut juga tanaman inang
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. (Triharso.2004. hal:58)
Untuk dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian,diperlukan perbaikan dan penyempurnaan sistem budidaya tanaman yang telah dilaksanakan. Penyempurnaan yang dimaksud adalah menyangkut semua aspek seperti produksi (budidaya tanaman), panen, penanganan pasca panen dan pemasaran hasil pertanian. Salah satu aspek yang paling besar pengaruhnya pada sistem budidaya pertanian di Indonesia adalah adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang tediri dari hama, penyakit dan gulma. Dari ketiga macam OPT tersebut, hama memiliki potensi yang sangat besar dalam menimbulkan kerusakan dan kerugian pada komoditas pertanian baik yang ada di lapangan maupun yang ada di gudang. Serangan hama dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Menurunnya kualitas produk karena performance yang jelek atau mungkin karena adanya perubahan warna, rasa dan bau pada produk yang dihasilkan. Serangan hama juga mengurangi kuantitas produk, yang disebabkan karena pengurangan berat, ukuran, dan lain-lain. (Agustinus. 2005. Hal 204)
   Empat dari lima bagian (yang hidup hari ini) dari spesies hewan adalah arthropoda, dengan jumlah di atas satu juta spesies modern yang ditemukan dan rekor fosil yang mencapai awal Cambrian. Arthropoda biasa ditemukan di laut, air tawar, darat, dan lingkungan udara, serta termasuk berbagai bentuk simbiotis dan parasit. Hampir dari 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang adalah Arthropoda. Arthropoda dianggap berkerabat dekat dengan Annelida, contohnya adalah Peripetus di Afrika Selatan. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, tanah, dan praktis semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies ini. Arthropoda mungkin satu-satunya yang dapat hidup di Antartika dan liang-liang batu terjal di pegunungan yang tinggi. Semua anggota filum ini mempunyai tubuh beruas-ruas dan kerangka luar yang tersusun dari kitin. Rongga tubuh utama disebut hemocoel. Hemocoel terdiri dari sejumlah ruangan kecil yang dipompa oleh jantung. Jantung terletak pada sisi dorsal dari tubuhnya. Sistim saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh berbentuk seperti tangga tali. Arthropoda memiliki lima kelas, diantaranya yaitu : kelas Chilopoda, kelas Diplopoda, kelas Crustacea, kelas Arachnida, dan kelas Insecta (Wikipedia, 2013).
Kebanyakan spesies serangga bermanfaat bagi manusia. Sebanyak 1.413.000 spesies telah berhasil diidentifikasi dan dikenal, lebih dari 7.000 spesies baru di temukan hampir setiap tahun. Karena alasan ini membuat serangga berhasil dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya pada habitat yang bervariasi, kapasitas reproduksi yang tinggi, kemempuan memakan jenis makanan yang berbeda, dan kemampuan menyelamatkan diri dari musuhnya. (Oman Karmana, 2007).
Merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda. Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga).

A. Klas Arachnida
Tanda-tanda morfologi yang khas dari anggota klas Arachnida ini adalah:
    • Tubuh terbagi atas dua daerah (region), yaitu cephalothorax (gabungan caput dan thorax) dan abdomen.
    • Tidak memiliki antene dan mata facet.
    • Kaki empat pasang dan beruas-ruas.
Dalam klas Arachnida ini, yang anggotanya banyak berperan sebagai hama adalah dari ordo Acarina atau juga sering disebut mites (tunggau). Morfologi dari mites ini antara lain, segmentasi tubuh tidak jelas dan dilengkapi dengan bulu-bulu (rambut) yang kaku dan cephhalothorax dijumpai adanya empat pasang kaki. Alat mulut tipe penusuk dan pengisap yang memiliki bagian-bagian satu pasang chelicerae (masing-masing terdidi dari tiga segmen) dan satu pasang pedipaalpus. Chelicerae tersebut membentuk alat seperti jarum sebagai penusuk.
Beberapa jenis hama dari ordo Acarina antara lain adalah :
·         Tetranychus cinnabarinus Doisd. atau hama tunggau merah/jingga pada daun ketela pohon.
·         Brevipalpus obovatus Donn. (tunggau daun teh).
·         Tenuipalpus orchidarum Parf. (tunggau merah pada anggrek).

B. Klas Insekta (Hexapoda/serangga)
Anggota beberapa ordo dari klas Insekta dikenal sebagai penyebab hama tanaman, namun ada beberapa yang bertindak sebagai musuh alami hama (parasitoid dan predator) serta sebagai serangga penyerbuk.
Secara umum morfologi anggota klas Insekta ini adalah:
·         Tubuh terdiri atas ruas-ruas (segmen) dan terbagi dalam tiga daerah, yaitu caput, thorax dan abdomen.
·         Kaki tiga pasang, pada thorax.
·         Antene satu pasang.
·         Biasanya bersayap dua pasang, namun ada yang hanya sepasang atau bahkan tidak bersayap sama sekali.
Memahami pengetahuan morfologi serangga tersebut sangatlah penting, karena anggota serangga pada tiap-tiap ordo biasanya memiliki sifat morfologi yang khas yang secara sederhana dapat digunakan untuk mengenali atau menentukan kelompok serangga tersebut. Sifat morfologi tersebut juga menyangkut morfologi serangga stadia muda, karena bentuk-bentuk serangga muda tersebut juga memiliki ciri yang khas yang juga dapat digunakan dalam identifikasi. Bentuk-bentuk serta ciri serangga stadia muda tersebut secara khusus akan
dibicarakan pada uraian tentang Metamorfose serangga, sedang uraian singkat tentang morfologi “penciri” pada beberapa ordo penting klas Insekta akan diberikan pada uraian selanjutnya (Bambang Purnomo, 2013).
1.      Metamorfose Serangga
Perubahan yang terjadi selama serangga berkembang dari telur sampai menjadi dewasa disebut metamorfose. Dalam proses pertumbuhan tersebut terjadi proses pergantian kulit yang dikenal dengan istilah ecdysis atau moulting dan sisa kulit yang terkelupas disebut exuviae. Selama pertumbuhan berlangsung akan mengalami beberapa kali pergantian kulit dan bentuk serangga antara dua masa pergantian kulit tersebut disebut instar. Metamorfose serangga sangat beragam, namun demikian secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :

a. Ametabola atau primitif
Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang jelas, kecuali ukuran besarnya. Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo Protura, Thysanura, dan Colembolla.

b. Metabola
Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang nyata selama perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam ukuran tubuh maupun perkembangan beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat dibedakan
lagi menjadi :
·         Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana
Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk : Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan Thysanoptera.
·         Hemimetabola
Tergolong dalam tipe metamorfose tidak sempurna yang pada fase muda atau larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang karena hidup di dalam air, sedang yang dewasa hidup di luar air. Tipe metamorfose ini antara lain terjadi pada ordo Odonata.
·         Holometabola
Tergolong dalam metamorfose sempurna yang mengalami stadia dari : telur-> larva ---> pupa ---> dewasa (imago). Masing-masing stadia tersebut memiliki bentuk yang saling berlainan. Tipe ini dijumpai pada ordo-ordo Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat), Lepidoptera (kupu/ngengat), dan Hymenoptera (tawon/tabuhan).

c. Hypermetamorfose
Tipe metamorfose ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia larva mengalami beberapa bentuk/tipe yang berbeda pada tiap instar. Tipe metamorfose ini dijumpai pada beberapa jenis serangga ordo Hymenoptera dan Diptera. Berdasarkan sifat morfologinya, maka larva dan pupa serangga dapat dikelompokkan sebagai berikut :


1. Tipe larva
·         Polipoda, tipe larva ini memiliki ciri antara lain tubuh berbentuk silindris, kepala berkembang baik serta dilengkapi dengan kaki abdominal dan kaki thorakal. Tipe larva ini dijumpai pada larva ngengat/kupu (Lepidoptera)
·         Oligopoda, tipe larva ini dapat dikelompokkan menjadi : Campodeiform dan Scarabaeiform, Campodeiform, yakni memiliki badan memanjang dan kadang-kadang dorsovntral pipih. Kaki thorakal panjang dan berkembang baik dengan gerakan aktif. Scarabaciform, yakni badan umumnya berbentuk melengkung dengan kepala berkembang baik. Kaki thorakal pendek dan tidak aktif bergerak. Tipe larvaoligopoda ini dimiliki oleh larva dari bangsa kumbang (Coleoptera)
·         Apodus (Apodous), tipe larva ini memiliki badan yang memanjang dan tidak memiliki kaki. Kepala ada yang berkembang baik ada yang tidak. Tipe larva ini dijumpai pada anggota ordo Diptera dan familia Curculionidae (Coleoptera) ( Hidayat Natawigena,1993)
2. Tipe pupa
Perbedaan bentuk pupa didasarkan pada kedudukan alat tambahan (appendages), seperti calon sayap, calon kaki, antene dan lainnya. Tipe pupa dikelompokkan menjadi tiga tipe :
·         Tipe obtecta, yakni pupa yang memiliki alat tambahan (calon) melekat pada tubuh pupa. Kadang-kadang pupa terbungkus cocon yang dibentuk dari liur dan bulu dari larva.
·         Tipe eksarat, yakni pupa yang memiliki alat tambahan bebas (tidak melekat pada tubuh pupa ) dan tidak terbungkus oleh cocon.
·         Tipe coartacta, yakni pupa yang mirip dengan tipe eksarat, tetapi eksuviar tidak mengelupas (membungkus tubuh pupa). Eksuviae mengeras dan membentuk rongga untuk membungkus tubuh pupa dan disebut puparium.
Tipe pupa obtecta dijumpai pada anggota ordo Lepidoptera, pupa eksarat pada ordo Hymenoptera dan Coleoptera, sedang pupa coartacta pada ordo Diptera.

          2.  Morfologi Beberapa Ordo Serangga yang Penting
a. Ordo Orthoptera (bangsa belalang)
Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Alat-alat tambahan lain pada caput antara lain : dua buah (sepasang)  mata facet, sepasang antene, serta tiga buah mata sederhana (occeli).
Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagianbagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur ---> nimfa ---> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya. Beberapa jenis serangga anggota ordo Orthoptera ini adalah :
·         Kecoa (Periplaneta sp.)
·         Belalang sembah/mantis (Otomantis sp.)
·         Belalang kayu (Valanga nigricornis Drum.)
b. Ordo Hemiptera (bangsa kepik) / kepinding
Ordo ini memiliki anggota yang sangat besar serta sebagian besar anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa maupun imago). Namun beberapa di antaranya ada yang bersifat predator yang mingisap cairan tubuh serangga lain. Umumnya memiliki sayap dua pasang (beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian pangkal (basal) dan pada bagian ujung membranus. Bentuk sayap tersebut disebut Hemelytra. Sayap belakang membranus dan sedikit lebih pendek daripada sayap depan.
Pada bagian kepala dijumpai adanya sepasang antene, mata facet dan occeli. Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui  stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya.
Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah :
·         Walang sangit (Leptorixa oratorius Thumb.)
·         Kepik hijau (Nezara viridula L)
·         Bapak pucung (Dysdercus cingulatus F)
c. Ordo Homoptera (wereng, kutu dan sebagainya)
Anggota ordo Homoptera memiliki morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang homogen, bisa keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang bersifat membranus. Alat mulut juga bertipe pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari  bagian posterior kepala. Alat-alat tambahan baik pada kepala maupun thorax umumnya sama dengan anggota Hemiptera. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur ---> nimfa ---> dewasa. Baik nimfa maupun dewasaumumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Serangga anggota ordo Homoptera ini meliputi kelompok wereng dan kutu-kutuan, seperti :
·         Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.)
·         Kutu putih daun kelapa (Aleurodicus destructor Mask.)
·         Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla sp.).
d. Ordo Coleoptera (bangsa kumbang)
Anggota-anggotanya ada yang bertindak sebagai hama tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai predator (pemangsa) bagi serangga lain. Sayap terdiri dari dua pasang. Sayap depan mengeras dan menebal serta tidak memiliki vena sayap dan disebut elytra. Apabila istirahat, elytra seolah-olah terbagi menjadi dua (terbelah tepat di tengah-tengah bagian dorsal). Sayap belakang membranus dan jika sedang istirahat melipat di bawah sayap depan. Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula berkembang dengan baik. Pada beberapa jenis, khususnya dari suku Curculionidae alat mulutnya terbentuk pada moncong yang terbentuk di depan kepala. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur ---> larva ---> kepompong (pupa) ---> dewasa (imago). Larva umumnya memiliki kaki thoracal (tipe oligopoda), namun ada beberapa yang tidak berkaki (apoda). Kepompong tidak memerlukan pakan dari luar (istirahat) dan bertipe bebas/libera. Beberapa contoh anggotanya adalah :
  • Kumbang badak (Oryctes rhinoceros L)
  • Kumbang janur kelapa (Brontispa longissima Gestr)
  • Kumbang buas (predator) Coccinella sp.

e. Ordo Lepidoptera (bangsa kupu/ngengat)
Dari ordo ini, hanya stadium larva (ulat) saja yang berpotensi sebagai hama, namun beberapa diantaranya ada yang predator. Serangga dewasa umumnya sebagai pemakan/pengisap madu atau nektar. Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang berwarna-warni. Pada kepala dijumpai adanya alat mulut seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut proboscis, palpus maxillaris dan mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur ---> larva ---> kepompong ---> dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain :
·         Penggerek batang padi kuning (Tryporiza incertulas Wlk)
·         Kupu gajah (Attacus atlas L)
·         Ulat grayak pada tembakau (Spodoptera litura)

f. Ordo Diptera (bangsa lalat, nyamuk)
Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai adanya antene dan mata facet. Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya, tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk pengisap. Pada tipe penjilat pengisap alat mulutnya terdiri dari tiga bagian yaitu :
  • bagian pangkal yang berbentuk kerucut disebut rostum
  • bagian tengah yang berbentuk silindris disebut haustellum
  • bagian ujung yang berupa spon disebut labellum atau oral disc.
       Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang perkembangannya melalui stadia : telur ---> larva ---> kepompong ---> dewasa. Larva tidak berkaki (apoda_ biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah :
  • lalat buah (Dacus spp.)
  • lalat predator pada Aphis (Asarcina aegrota F)
  • lalat rumah (Musca domesticaLinn.)
  • lalat parasitoid (Diatraeophaga striatalis).

g. Ordo Hymenoptera (bangsa tawon, tabuhan, semut)
       Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap .        Fase metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur-> larva--> kepompong ---> dewasa. Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama tanaman. Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah :
  • Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi).
  • Apanteles artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona).
  • Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa).
h. Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)
       Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfose tidak sempurna (Hemimetabola), pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga keecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat serta ngengat penggerek batang padi (Pracaya, 1991)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
                                                 
3.1.Alat Dan Bahan.
Alat                 :
ü  Mikrosop Stereo
ü  Pensil
Bahan             
ü  Belalang
ü  Kepik
ü  Lalat
ü  Kupu-Kupu
ü  Thrip


3.2.Cara Kerja :
1.    Specimen belalang kayu
Belalang kayu mewakili tipe alat mulut penggigit pengunyah. Menemukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga: labrum, labium, mandibula, maksila, dan hypopharynx. Pada waktu mengamati bagian-bagian tersebut, menggunakan loup atau mikroskop agar lebih jelas. Memperhatikan bentuk dan letak bagian-bagian tersebut, serta mempelajari pula fungsi dari masing-masing bagian. Memperhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannya dan bagaimana cara pengendaliannya. Memperhatikan bagian-bagian alat mulut dari specimen yang ada, menggambar dan memberi keterangan. Membandingkan tipe alat mulut serangga dewasa dengan larva dan nimfanya. Membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva/nimfanya.


2.    Specimen kepik hijau
Kepik kayu mewakili tipe alat mulut pencucuk-penghisap. Menemukan bagian-bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga: stilet, labrum, dan labium. Pada waktu mengamati bagian tersebut, menggunakan loup atau mikroskop agar lebih jelas. Memperhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannya dan bagaimana cara pengendaliannya. Membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya. Memperhatikan bagian-bagian alat mulut dari specimen yang ada, menggambar dan memberi keterangan masing-masing bagian tersebut. Memperhatikan gejala kerusakan yang diakibatkannya, menggambar dan memberi keterangan. memperhatikan bedanya dengan specimen belalang kayu.

3.    Specimen thrips
Thrips mewakili tipe alat mulut pemarut-penghisap. Memperhatikan di bawah mikroskop bagian-bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga: paruh konikal yang pendek dengan tiga stilet. Memperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta bagaimana cara pengendaliannya. Menggambar dan memberi keterangan. Membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.

4.    Specimen lalat rumah
Lalat rumah kayu mewakili tipe alat mulut penjilat. Menemukan bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga: bagian mulutnya yang terdiri dari probocis yang berdaging, sebagian disembunyikan dalam rongga di bawah kepala, dengan organ seperti sponge. Memperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta bagaimana cara pengendaliannya. Menggambar dan beri keterangan. Membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.

5.    Specimen kupu-kupu
Kupu-kupu mewakili tipe alat mulut pengisap. menemukan bagian utama dari tubuh kemudian menemukan juga: alat mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut probocis, bentuknya bergulung seperti coil, apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan. Memperhatikan cara kerjanya dan gejala kerusakan yang diakibatkannya serta bagaimana cara pengendaliannya. Menggambar dan beri keterangan. Membandingkan tipe alat mulutnya antara yang dewasa dengan larva atau nimfanya.































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

No
Nama /gambar
Keterangan
1
Belalang 
Nama hama   : Valanga nigricornis
Famili           : Acrididae
Ordo             : Orthoptera                                                                   
Filum            : Arthropoda
Ciri-ciri : Tubuhnya bersegmen-segmen, berbentuk simetris bilateral, alat tambahannyapun bersegmen dan berpasangan, terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Terdiri dari tiga pasang kaki, dan alat mulutnya terdiri dari labrum,labium, mandibula, maksila, dan hypopharynx.

Alat mulut : Penggigit pengunyah

Kerusakan : Memakan daun tanaman budidaya bahkan dapat mematahkan batang tanaman budidaya yang masih muda.
2
Kepik
Palomena prasina, salah satu contoh anggota Hemiptera
Kingdom: Animalia
Filum     : Arthropoda
Kelas     : Insecta
Ordo      : Hemiptera
Ciri-ciri : Tubuhnya bersegmen-segmen, berbentuk simetris bilateral, alt tambahannyapun bersegmen dan berpasangan, terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Alat mulutnya terdiri dari stylet, labrum, dan labium.
Alat mulut : Penusuk penghisap
Kerusakan : Mengakibatkan pucuk tanaman menjadi layu bahkan mati karena cairan yang berada di pucuk dihisapnya.

3
Thrip
Nama hama         : Musca domestica 
 Family                  :  Muscidae                                                                               Ordo                       : Diptera                                                                                                           Filum                      : Arthropoda

Ciri-ciri : Tubuhnya bersegmen-segmen, berbentuk simetris bilateral, alt tambahannyapun bersegmen dan berpasangan, terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Memiliki paruh konikal yang pendek dengan tiga stylet.
Alat mulut : Pemarut penghisap
Kerusakan : Mengakibatkan daun tanaman menjadi memiliki benjolan-benjolan yang tidak rana dan daun menjadi keriting

4
Kupu-kupu
Kingdom: Animalia
Filum     : Arthropoda
Kelas     : Insecta
Ordo      : Endopterygota

Ciri-ciri : Tubuhnya bersegmen-segmen, berbentuk simetris bilateral, alt tambahannyapun bersegmen dan berpasangan, terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Alat mulutnya yang mempunyai saluran yang panjang yang disebut probocis, bergulung seperti coil, apabila sedang tidak digunakan dan memanjang apabila serangga tersebut sedang makan.
Alat mulut : Penghisap
Kerusakan : Kerusakan yang ditimbulkan akan membuat bunga gagal menjadi buah tetapi penting juga dalam proses penyerbukan
5
Lalat
. Keterangan Gambar
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap

2Klasifikasi Lalat
Kingdom
  : Animalia
Phylum
     : Arthoropoda
Kelas
        : Hexapoda
Ordo
         : Diptera
Family
      : Muscidae
Genus
       : Musca
Spesies
    : Musca domestica.

Ciri-ciri : Tubuhnya bersegmen-segmen, berbentuk simetris bilateral, alt tambahannyapun bersegmen dan berpasangan, terdiri dari tiga bagian yaitu, kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen). Bagian mulutnya terdiri dari probocis yang berdaging, sebagian disembunyikan rongga dibawah kepala, dengan organ seperti sponge.
Alat mulut : Penjilat
Kerusakan : Menjilat makanan dan makanan tersebut akan ditumbuhi larva lalat yang kemudian akan menjadi lalat.

                                                                                       
4.2 Pembahasan
       Dari hasil pengamatan kami dalam praktikum arthropoda hama ternyata dari setiap specimen yang diamati memiliki tipe alat mulut yang berbeda-beda dan juga menimbulkan kerusakan yang berbeda-beda. Dan dari setiap specimen yang diamati memiliki sekurang-kurangnya satu perbedaan.
       Dari dua kelas arthropoda yaitu insekta dan arachnida keduanya memiliki ciri tubuh yang berbeda. Kelas insekta tubuhnya terdiri dari tiga daerah yang jelas yaitu kepala, thorax, dan abdomen. Dan pada kepalanya terdapat sepasang atene, sepasang mata majemuk dan mulut. dan pada thorax terdapat sepasang sayap, atau dua pasang, atau tidak ada dan jumlah kakinya tiga pasang.Dan pada abdomen memiliki 11 atau 12 ruas. Dan pada abdomen ada cercus dan ovipositor.
       Pada kelas arachnida tubuhnya terdiri dari dua daerah yaitu cephalothorax dan abdomen, tidak memiliki mata facet dan kakinya berjumlah empat pasang pada cephalothorax.
       Belalang kayu termasuk kedalam kelas insekta memiliki tipe mulut penggigit pengunyah. Alat mulutnya terdiri dari mandibula, maksila, labrum, labium, dan hypopharynx. Kerusakan yang ditimbulkan oleh belalang kayu ini adalah dapat mematahkan ranting-ranting tanaman muda atau pucuk tanaman dan dapat pula merobek daun-daun tanaman sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman karena proses fotosintesis berlangsung didaun dan daun tempat melakukan fotosintesis tersebut dirusak.
       Kepik hijau termasuk kedalam kelas insekta yang memiliki tipe mulut penusuk penghisap alt mulutnya terdiri dari stylet, labrum, dan labium. Kerusakan yang ditimbulkan oleh kepik hijau ini adalah matinya pucuk tanaman karena kepik hijau ini menghisap cairan-cairan yang ada dalam pucuk tanaman sehingga menimbulkan pucuk tanaman menjadi mati.
       Thrips termasuk kedalam kelas insekta yang memiliki tipe mulut pemarut penghisap. Alat mulutnya memiliki paruh konikal yang pendek terdiri dari tiga stylet. Kerusakan yang ditimbulkan adalah daun menjadi memiliki benjolan-benjolan sehingga daun menjadi menggulung atau keriting dan proses fotosintesis dalam daun terganggu.
       Lalat rumah termasuk kedalam kelas insekta yang memiliki tipe alat mulut penjilat.Bagian mulutya terdiri probocis yang berdaging, sebagian disembunyikan dalam rongga bawah kepala, dengan organ seperti sponge. Kerusakan yang ditimbulakan adalah membuat makanan menjadi busuk karena menyimpan telurnya dimakanan yang dijilatnya tersebut.
       Kupu-kupu termasuk kedalam kelas insekta yang memiliki tipe alat mulut penghisap. Alat mulutnya mempunyai saluran panjang yang disebut probocis , bentuknya bergulung seperti coil, apa bila sedang digunakan memanjang dan bila tidak memendek. Kupu-kupu ini tidak hanya dapat merusak tetapi dapat juga menguntungkan misalnya membantu dalam proses penyerbukan.
    


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan
ü  Setiap specimen memiliki tipe alat mulut yang berbeda-beda
ü  Kerusakan yang disebabkan oleh setiap tipe alat mulut berbeda-beda
ü  Belalang kayu, kepik hijau, thrips, lalat rumah, dan kupu-kupu termasuk kelas insekta
ü  Tungau termasuk kedalam kelas Arachnida
ü  Kelas isekta tubuhnya terdiri dari 3 bagian yaitu kepala, thorax, dan abdomen
ü  Kelas Arachnida tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu cephalothorax dan abdomen


5.2.saran
ü  Pratikan harus lebih serius lagi dalam pratikum dan tidak ribut
ü  Pratikan lebih mempersiapkan diri dirumah sebelum pratikum dengan membaca buku penuntun ,agar lebih siap dalm menjalankan pratikum

















DAFTAR PUSTAKA

  • Karmana, Oman, 2007. Cerdas Belajar Biologi. Grafindo Media Pratama: Bandung. Halaman 79
  • Natawigena, Hidayat, 1993. Dasar Dasar Perlindungan Tanaman. Trigenda Karya, Bandung. Halaman 58
  • Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Salatiga. Halaman 27
  • Purnomo, Bambang, 2013. Bahan Bacaan Daslintan. Faperta Unib: Bengkulu. Halaman 5-6
  • www.wikipedia.com